Rabu, 18 Mei 2016

PENDIDIKAN KHUSUS BAGI ANAK YANG BERKESULITAN BELAJAR DAN PROGRAM PENDIDIKAN INDIVIDUAL


PENDIDIKAN KHUSUS BAGI ANAK YANG BERKESULITAN BELAJAR DAN PROGRAM PENDIDIKAN INDIVIDUAL

A.      Pendidikan Khusus Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar

1.         Pengajaran Remidial

Anak berkesulitan belajar memerlukan program pelayanan remedial hendaknya dilaksanakan oleh guru khusus yang hendaknya dilaksanakan oleh guru khusus yang memiliki keahlian dalam bidang pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Sebelum memberikan pengajaran remedial, guru perlu lebih dahulu menegakkan diagnosis, yaitu menentukan jenis dan penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif dan efisien.

Ada tujuh langkah yang hendaknya diikuti oleh guru dalam menegakkan diagnosis kesulitan belajar, yaitu:

a.         Identifikasi

b.        Menetukan prioritas anak yang perlu diberi pelayanan pengajaran remedial

c.         Menentukan potensi

d.        Menentukan taraf keamapuan dalam bidang yang perlu diremidasi

e.         Menentukan gejala kesulitan

f.         Menganalisis faktor-faktor yang terkait

g.        Menyusun rekomendasi untuk pengajaran remedial.

Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar merupakan bagian dari ilmu pendidikan luar biasa atau ortopedagogik. Pendidikan luar biasa bukan merupakan pendidikan yang secara keseluruhan berbeda dari pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, pendidikan luar biasa dapat diselenggarakan terintegrasi dengan pendidikan pada umumnya. Pemisahan anak luar biasa dari anak-anak lain pada umumnya hendaknya hanya untuk keperluan pembelajaran (instruction), bukan untuk keperluan pendidikan (education).

Pengajaran remedial adalah salah satu pengajaran yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami sisiwa yang mengalami kesulitan belajar. Sehubung dengan hal tersebut Kirk & Kirk (1976) Reid (1986) dan Lovitt (1989) Mengemukakan bahwa prinsip pengajaran remedial yang diuraikan di bawah ini.

a.              Mengindividualisme program pengajaran

Untuk memahami kebutuhan siswa berkesulitan belajar yang bersifat homogen maka program pengajaran perlu didesain sesuai dengan spesifikasi masalah kesulitan belajar yang dialami. Disamping hal tersebut guru perlu memahami kondisi emosi individual yang bersangkutan karena kondisi emosi dapat menjadi pendorong dan penghalang dalam intervensi yang akan dilakukan pada individu berkesulitan belajar.

b.              Program pengajaran remedial perlu dimulai dari tingkat kemampuan aktual yang dimiliki individu yang berkesulitan belajar

Dengan demikian, program pengajaran remedial tidak harus  dimulai dari kemampuan potensi IQ yang dimiliki anak karena potensi IQ mengidentifikasikan kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan aktual siswa.

c.              Dalam pelaksanaan pengajaran remedial perlu mempertimbang-kan   pemanfaatan pendekatan yang bersifat multisensory.

Proses pengajaran hendaknya memanfaatkan seluruh indera. Akan tetapi sejauh mana hal ini dapat diterapkan di sesuaikan dengan kebutuhan siswa.

d.             Mengontrol variabel-variabel yang mempengaruhi proses belajar.

Variabel-variabel tersebut antara lain adalah emosi. Ketegasan guru, beban belajar, waktu yang dibutuhkan untuk belajar, media pembelajaran, dan lain-lainnya.pengontrolan tersebut mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan usuaha penanggulangan kesulitan belajar.

e.              Selalu mempertimbangkan hubungan antara kesulitan belajar dan

hal-hal yang berkaitan dengan psychoneurologi. Karena faktor-faktor ini dapat menjadi penyebab utama di kesulitan belajar.

Adapun bentuk-bentuk pengajaran remedial yakni:

Pengajaran remedial yang diterapkan pada individu berkesulitan belajar disesuaikan dengan kebutuhan individu yang bersangkutan, suatu kebutuhan yang bersifat homogen.berbagai bentuk pengajaran remedial kepada individu antara lain :

a.         Pelatihan penguasaan tugas dan keterampilan

Kirk & Gallagher (1986) Menjelaskan bahwa penguasaan tugas dan keterampilan ditekankan pada penyederhanaan urutan kegiatan dari tugas-tugas dan keterampilan-keterampilan yang perlu dikuasai oleh individu yang berkesulitan belajar. Pendekatan ini memberikan kesempatan pada individu yang bersangutan untuk menguasai elemen-elemen yang perlu dikuasai dalam suatu keterampilan tertentu sebelum ia mampu menguasai keterampilan tersebut secara keseluruhan

b.        Pelatihan penguasaan proses.

Misalnya terjadi pada individu yang mengalami kesulitan membaca. Ia perlu menguasai fonem-fonem dan memadukan berbagai fonem menjadi kata dan kalimat. Kemampuan ini merupakan persyaratan untuk dapat membaca.

Pelatihan penguasaan proses bertujuan untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa perkembangannya, seperti penyimpangan dalam pemusatan perhatian, ingatan, persepsi, berpikir, dan bahasa. Semua penyimpangan yang terjadi di dalam aspek tersebut menyebabkan terjadinya kesulitan belajar.

c.         Pelatihan perilaku dan kognitif

Sebelum pelatihan prilaku dan kognitif maka perlu diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan strategi analisis prilaku yang ditetapkan dalam proses belajar.

2.         Guru kunjung

Guru kunjung merupakan bentuk dari layanan kesulitan belajar. Guru kunjung merupakan konsultan kesulitan belajar yang datang secara berkala untuk memberikan bimbingan pada siswa kesulitan belajar. Jenis pelayanan ini hanya diberikan kepada sekolah yang memiliki sisiwa berkesulitan belajar ringan dengan jumlah siswa terbatas.

B.       Program Pendidikan Individual

Program pendidikan individual adalah suatu bentuk pelayanan PLB bagi anak berkesulitan belajar. Program tersebut biasanya dikembangkan oleh seorang guru PLB bagi anak berkesulitan belajar yang pelaksanaannya harus dievaluasi dulu oleh TP3I (Tim Penilai Program Pendidikan Individual). Suatu TP3I umumnya terdiri dari guru khusus bagi nak berkesulitan belajar, guru reguler (guru kelas atau guru bidang studi), kepala sekolah, orangtua, ahli yang berkaitan dengan anak (dokter dan psikolog), dan kalau mungkin juga anak itu sendiri. Suatu PPI (Program Pendidikan Individual) hendaknya memuat lima pernyataan, yaitu pernyataan tentang:

1.      Taraf kemampuan anak saat ini.

2.      Tujuan pembelajaran umum dan penjabarannya ke dalam tujuan pembelajaran khusus.

3.      Pelayanan khusus yang tersedia bagi anak dan perluasannya untuk mengikuti program regular.

4.      Proyeksi tentang kapan dimulainya kegiatan dan waktu yang digunakan untuk memberikan pelayanan.

5.      Prosedur evaluasi dan kriteria keberhasilan program.

Ada lima langkah utama dalam merancang suatu PPI, yaitu:

1.      Membentuk Tim PPI atau TP3I.

2.      Menilai kekuatan, kelemahan, dan minat anak.

3.      Mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

4.      Merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan.

5.      Menentukan metode evaluasi untuk menentukan kemajuan anak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

YEL-YEL

Pendidikan khusus bagi anak yang berkesulitan belajar

Pengajaran remedial

Dan guru kunjung

Program Pendidikan individual

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA


 

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "