Rabu, 18 Mei 2016

MACAM-MACAM KESULITAN BELAJAR


MACAM-MACAM KESULITAN BELAJAR

A.      Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia)

Kesulitan belajar membaca sering disebut disleksia. Kesulitan belajar membaca yang berat dinamakan aleksia. Kemampuan membaca tidak hanya merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang akademik, tetapi juga untuk meningkatan keterampilan kerja dan memungkinkan orang untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat secara bersama. Ada dua jenis pelajaran membaca, yaitu membaca permulaan atau membaca lisan dan membaca pemahaman. Mengingatkan pentingnya kemampuan membaca bagi kehidupan, kesulitan belajar membaca hendaknya ditangani sidini mungkin.

Ada dua tipe disleksia, yaitu disleksia auditoris dan disleksia visual. Gejala-gejala disleksia auditoris adalah sebagai berikut:

1.      Kesulitan dalam diskriminasi auditoris dan persepsi sehingga mengalami kesulitan dalam analisis fonetik, contohnya anak tidak dapat membedakan kata “kakak, katak, kapak”.

2.      Kesulitan analisis dan sintesis auditoris, contohnya “ibu” tidak dapat diuraikan menjadi “i-bu” atau problema sintesa “p-i-ta” menjadi “pita”. Gangguan ini dapat menyebabkan kesulitan membaca dan mengeja.

3.      Kesulitan reauditoris bunyi atau kata. Jika diberi huruf tidak dapat mengingat bunyi huruf atau kata tersebut, atau kalau melihat kata tidak dapat mengungkapkannya walaupun mengerti arti kata tersebut.

4.      Membaca dalam hati lebih baik membaca lisan.

5.      Kadang-kadang disertai gangguan urutan auditoris.

6.      Anak cenderung melakukan aktivitas visual.

Gejala-gejala disleksia visual adalah sebagai berikut:

1.      Tendensi terbalik, misalnya b menjadi d, p menjadi g, h menjadi n, m menjadi w, dan sebagainya.

2.      Kesulitan diskriminasi, mengucapkan huruf atau kata yang mirip.

3.      Kesulitan mengikuti dan mengingat urutan visual. Jika diberi huruf cetak untuk menyusun kata mengalami kesulitan, misalnya kata “ibu” menjadi ubi.

4.      Memori visual terganggu.

5.      Kecepatan persepsi lambat.

6.      Kesulitan analisis dan sintesis visual.

7.      Hasil tes membaca buruk.

8.      Biasanya lebih baik dalam kemampuan aktivitas auditoris.

 

Ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan membaca:

1.    Tidak lancar dalam membaca.

2.    Sering banyak kesalahan dalam membaca.

3.    Kemampuan memahami isi bacaan sangat rendah.

4.    Sulit membedakan huruf yang mirip.

 

B.       Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia)

Kesulitan belajar menulis disebut juga disgrafia. Kesulitan belajar menulis yang berat disebut agrafia. Ada tiga jenis pelajaran menulis, yaitu:

1.    Menulis permulaan.

2.    Mengeja atau dikte.

3.    Menulis ekspresif.

Kegunaan kemampuan menulis bagi seorang siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Oleh karena itu, kesulitan belajar menulis hendaknya dideteksi dan ditangani sejak dini agar tidak menimbulkan kesulitan bagi anak dalam mempelajari berbagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah.

Ciri-ciri anak yang kesulitan menulis:

1.      Tulisan terlalu jelek atau tidak terbaca.

2.      Sering terlambat dibanding yang lain dalam meyalin tulisan.

3.      Tulisan banyak salah, banyak huruf terbalik, atau hilang.

4.      Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.

5.      Menulis huruf tidak sesuai dengan kaidah bahasa.

 

C.      Kesulitan Belajar Berhitung (Diskalkulia)

Kesulitan belajar berhitung disebut juga diskalkulia. Kesulitan belajar berhitung yang berat disebut akalkulia. Ada tiga elemen pelajaran berhitung yang harus dikuasai oleh anak. Ketiga elemen tersebut adalah:

1.    Konsep.

2.    Kompetensi.

3.    Pemecahan masalah.

Seperti halnya bahasa, berhitung yang merupakan bagian dari matematika adalah sarana berpikir keilmuan. Oleh karena itu, seperti halnya kesulitan belajar bahasa, kesulitan berhitung hendaknya dideteksi dan ditangani sejak dini agar tidak menimbulkan kesulitan bagi nak dalam mempelajari berbagai mata pelajaran lain di sekolah.

 

Ciri-ciri anak yang kesulitan berhitung:

1.    Sering sulit membedakan tanda-tanda dalam hitungan.

2.    Sering sulit mengoperasi hitungan/bilangan meskipun sederhana.

3.    Sering salah membilang dengan urut.

4.    Sulit membedakan angka yang mirip, misalnya 6 dengan 9, 17 dengan 71.

5.    Sulit membedakan bangun-bangun geometri.

 

D.      Kesulitan dalam Bahasa (Disfasi)

Disfasia adalah ketidakmampuan atau keterbatasan kemampuan anak menggunakan simbol linguistik dalam rangka berkomunikasi secara verbal. Gangguan pada anak yang terjadi pada fase perkembangan ketika anak belajar berbicara disebut disfasia perkembangan (developmental dysphasia)

 

 

 

YEL-YEL

Macam-macam kesulitan belajar

Kesulitan belajar membaca

Kesulitan belajar menulis

Kesulitan belajar berhitung

Dan kesulitan belajar bahasa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, muhawir dkk. 2003. Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar. Solo: Tiga Serangkai.

 

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "