A.
Prokrastinasi Akademik
1.
Pengertian Prokrastinasi
Prokrastinasi yang dalam bahasa Inggris disebut procrastination
berasal dari kata bahasa Latin procrastinare. Kata procrastinare merupakan
dua akar kata yang dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong maju
atau bergerak maju, dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari
esok. Jadi, secara harfiah, prokrastinasi berarti menangguhkan atau menunda
sampai hari berikutnya (DeSimone dalam Ferrari dkk., 1995: 4).
Prokrastinasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan tujuan dan manfaat penundaan, yaitu:
a.
prokrastinasi yang disfungsional (disfunctional
procrastination), yang merupakan penundaan yang tidak bertujuan dan
merugikan.
b.
prokrastinasi yang fungsional (functional procrastination),
yaitu penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga
tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu upaya konstruktif agar
suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun pengertian prokrastinasi akademik, maka dalam penelitian
ini dibatasi sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan
berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam
pengerjaan tugas akademik. Penundaan tersebut bersifat disfungsional, yaitu
penundaan yang dilakukan pada tugas yang penting, penundaan tersebut tidak
bertujuan, dan bisa menimbulkan akibat yang negatif.
2.
Jenis-jenis Tugas pada
Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi dapat
dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan. Balkis dan Duru (2009: 19) mengatakan
bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu saja
atau pada semua hal. Adapun jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh
prokrastinator adalah: pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas
akademik, pekerjaan kantor dan lainnya.
Prokrastinasi
akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli
untuk membagi jenis-jenis tugas di atas. Prokrastinasi akademik adalah jenis
penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas
akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Prokrastinasi non-akademik
adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas
sosial, tugas kantor dan lain sebagainya (Ferrari, dkk., 1995 :5).
Menurut Solomon dan
Rothblum (1984: 505), jenis tugas yang menjadi obyek prokrastinasi akademik
adalah: tugas mengarang, belajar untuk menghadapi ujian, membaca, kinerja
administratif, mengikuti pembelajaran di kelas, dan kinerja akademik secara
keseluruhan. Prokrastinasi pada tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan
kewajiban atau tugas-tugas menulis, misalnya: menulis makalah, laporan, atau
tugas mengarang. Prokrastinasi pada tugas belajar menghadapi ujian mencakup
penundaan belajar untuk menghadapi ujian, misalnya ujian tengah semester, akhir
semester, atau ulangan mingguan. Prokrastinasi pada tugas membaca meliputi
adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas
akedemik yang diwajibkan.
Dalam hal kinerja
tugas administratif, prokrastinasi terjadi pada tugas-tugas seperti: menyalin
catatan, mengisi daftar hadir di kelas, dan daftar hadir praktikum.
Prokrastinasi untuk menghadiri kegiatan pembelajaran, yaitu penundaan maupun
keterlambatan dalam menghadiri pelajaran, praktikum dan pertemuan-pertemuan
lainnya. Adapun contoh prokrastinasi dalam kinerja akademik secara keseluruhan
yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara
keseluruhan.
3.
Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi sebagai
suatu perilaku penundaan mempunyai karakteristik. Menurut Burka & Yuen
(1983: 16), seorang prokrastinator memiliki karakteristik-karakteristik
tertentu, yang disebut sebagai “kode prokrastinasi”. Kode prokrastinasi ini
merupakan cara berpikir yang dimiliki oleh seorang prokrastinator, yang
dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang tidak realistis sehingga menyebabkannya
memperkuat prokrastinasi yang dilakukannya, meskipun mengakibatkan frustrasi.
Kode-kode prokrastinasi tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Kurang percaya diri
Individu
yang menunda biasanya berjuang dengan perasaannya yang kurang percaya diri dan
kurang menghargai diri sendiri. Individu yang demikian ini kemungkinan ingin
berada pada penampilan yang bagus sehingga menunda. Prokrastinator merasa tidak
sanggup menghasilkan sesuatu dan terkadang menahan ide-ide yang dimilikinya
karena takut tidak diterima orang lain.
b.
Perfeksionis
Prokrastinator
merasa bahwa segala sesuatunya itu harus sempurna. Lebih baik menunda daripada
bekerja keras dan mengambil resiko kemudian dinilai gagal. Prokrastinator akan
menunggu sampai dirasa saat yang tepat bagi dirinya untuk bertindak agar dapat
memperoleh hasil yang sempurna.
c.
Tingkah laku menghindari
Prokrastinator
menghindari tantangan. Segala sesuatu yang dilakukannya, bagi prokrastinator
seharusnya terjadi dengan mudah dan tanpa usaha.
B.
Drop Out
1.
Pengertian
Drop Out adalah keluar dari sekolah
sebelum waktunya, atau sebelum lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah, oleh
karena hal demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya yang sudah
terlanjur dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik yang drop out adalah
indikasi rendahnya produktivitas pendidikan. Tinginya angka drop out juga bisa
mengganggu angka partisipasi pendidikan atau sekolah.
2.
Faktor-faktor
Terjadinya Drop Out
Pada umumnya di sekolah-sekolah
sekarang ini dibedakan 3 hal sehubung dengan masalah ketidak hadiran. Penyebab
ketidak hadiran tersebut diantaranya adalah adanya ijin, sakit dan alpa. Tetapi
ketiga hal tersebut akan menyebabkan sebuah masalah jika dalam jumlah yang
sering dilakukan oleh peserta didik. Salah satu akibat yang akan diterima oleh
peserta didik adalah sebuah pilihan yang harus diterima yaitu sebuah pernyatan
drop out dari sekolah.
Secara umum sebab-sebab terjadinya
drop out yaitu peserta didik tidak mampu menyelesaikan pendidikan, tidak
mempunyai biaya sekolah, peserta didik dalam keadaan sakit dan tidak kunjung
sembuh. Jika dibedakan melalui beberapa sumber ketidak hadiran yang juga akan
menyebabkan terjadinya sebuah drop out dapat dilihat dari berbagai sumber,
yaitu sebagai berikut:
a.
Dilihat dari segi tanggung jawab
murid itu sendiri
·
Murid yang sering sakit.
·
Membolos karena pengaruh teman-teman
sekelompok.
·
Karena malas.
·
Tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
·
Melanggar peraturan lalu dihukum.
·
Berkelahi lalu tidak berani masuk
sekolah.
·
Lupa atau tidak mau minta ijin dari
sekolah.
·
Kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah
dibawa sejak lama.
b.
Dilihat dari segi rumah tangga
·
Orang tua yang selalu sibuk karena
ayah dan ibu bekerja dan kurang memperhatikan anak.
·
Latar belakang ekonomi orang tua
yang terlalu buruk.
·
Terlalu memanjakan anak.
·
Keluarga yang berpindah-pindah
tempat kerja.
·
Tempat tinggal yang jauh.
·
Karena tidak mempunyai pakaian yang
layak untuk ke sekolah.
·
Tuntutan orang tua yang harus
bekerja.
·
Orang tua mengajak anak untuk
bepergian.
c.
Dilihat dari segi sekolah
·
Suasana belajar yang kurang
menyenangkan.
·
Guru yang terlalu keras dan
menyakitkan.
·
Kurangnya pembinaan dan bimbingan
dari guru.
·
Kebijaksanaan pimpinan sekolah yang
kurang menguntungkan.
·
Bangunan sekolah yang agak jauh.
·
Biaya dan pungutan uang sekolah yang
terlalu tinggi.
·
Tuntutan peraturan yang menekan para
siswa.
·
Keadaan gedung yang tidak memenuhi
syarat.
·
Program sekolah yang kurang menarik.
·
Sukarnya pengangkutan untuk datang
ke sekolah.
d.
Dilihat dari segi masyarakat
·
Musim panen yang memaksa anak harus
ikut kerja musiman.
·
Bencana alam menimpa sehingga
masyarakat kacau.
·
Jalan yang terhalang.
DAFTAR PUSTAKA
Casino playground poker club: no deposit bonus codes dafabet dafabet 우리카지노 우리카지노 8280Super Lotto Plus January 13 2021 - konicasino.com
BalasHapus