PENDIDIKAN
KHUSUS BAGI ANAK YANG BERKESULITAN BELAJAR DAN PROGRAM PENDIDIKAN INDIVIDUAL
A.
Pendidikan Khusus Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar
1.
Pengajaran Remidial
Anak berkesulitan
belajar memerlukan program pelayanan remedial hendaknya dilaksanakan oleh guru
khusus yang hendaknya dilaksanakan oleh guru khusus yang memiliki keahlian
dalam bidang pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Sebelum memberikan
pengajaran remedial, guru perlu lebih dahulu menegakkan diagnosis, yaitu
menentukan jenis dan penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran
remedial yang efektif dan efisien.
Ada tujuh langkah yang
hendaknya diikuti oleh guru dalam menegakkan diagnosis kesulitan belajar,
yaitu:
a.
Identifikasi
b.
Menetukan prioritas
anak yang perlu diberi pelayanan pengajaran remedial
c.
Menentukan potensi
d.
Menentukan taraf
keamapuan dalam bidang yang perlu diremidasi
e.
Menentukan gejala
kesulitan
f.
Menganalisis
faktor-faktor yang terkait
g.
Menyusun rekomendasi
untuk pengajaran remedial.
Pendidikan bagi anak
berkesulitan belajar merupakan bagian dari ilmu pendidikan luar biasa atau
ortopedagogik. Pendidikan luar biasa bukan merupakan pendidikan yang secara
keseluruhan berbeda dari pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, pendidikan
luar biasa dapat diselenggarakan terintegrasi dengan pendidikan pada umumnya.
Pemisahan anak luar biasa dari anak-anak lain pada umumnya hendaknya hanya
untuk keperluan pembelajaran (instruction), bukan untuk keperluan pendidikan
(education).
Pengajaran remedial
adalah salah satu pengajaran yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar
yang dialami sisiwa yang mengalami kesulitan belajar. Sehubung dengan hal
tersebut Kirk & Kirk (1976) Reid (1986) dan Lovitt (1989) Mengemukakan
bahwa prinsip pengajaran remedial yang diuraikan di bawah ini.
a.
Mengindividualisme
program pengajaran
Untuk memahami kebutuhan siswa
berkesulitan belajar yang bersifat homogen maka program pengajaran perlu
didesain sesuai dengan spesifikasi masalah kesulitan belajar yang dialami.
Disamping hal tersebut guru perlu memahami kondisi emosi individual yang
bersangkutan karena kondisi emosi dapat menjadi pendorong dan penghalang dalam
intervensi yang akan dilakukan pada individu berkesulitan belajar.
b.
Program pengajaran
remedial perlu dimulai dari tingkat kemampuan aktual yang dimiliki individu
yang berkesulitan belajar
Dengan demikian, program pengajaran
remedial tidak harus dimulai dari kemampuan potensi IQ yang dimiliki anak
karena potensi IQ mengidentifikasikan kemampuan yang lebih tinggi dari
kemampuan aktual siswa.
c.
Dalam pelaksanaan
pengajaran remedial perlu mempertimbang-kan pemanfaatan pendekatan
yang bersifat multisensory.
Proses
pengajaran hendaknya memanfaatkan seluruh indera. Akan tetapi sejauh mana hal
ini dapat diterapkan di sesuaikan dengan kebutuhan siswa.
d.
Mengontrol variabel-variabel
yang mempengaruhi proses belajar.
Variabel-variabel
tersebut antara lain adalah emosi. Ketegasan guru, beban belajar, waktu yang
dibutuhkan untuk belajar, media pembelajaran, dan lain-lainnya.pengontrolan
tersebut mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan usuaha penanggulangan
kesulitan belajar.
e.
Selalu
mempertimbangkan hubungan antara kesulitan belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengan
psychoneurologi. Karena faktor-faktor ini dapat menjadi penyebab utama di
kesulitan belajar.
Adapun bentuk-bentuk pengajaran
remedial yakni:
Pengajaran remedial
yang diterapkan pada individu berkesulitan belajar disesuaikan dengan kebutuhan
individu yang bersangkutan, suatu kebutuhan yang bersifat homogen.berbagai
bentuk pengajaran remedial kepada individu antara lain :
a.
Pelatihan penguasaan
tugas dan keterampilan
Kirk & Gallagher
(1986) Menjelaskan bahwa penguasaan tugas dan keterampilan ditekankan pada
penyederhanaan urutan kegiatan dari tugas-tugas dan keterampilan-keterampilan
yang perlu dikuasai oleh individu yang berkesulitan belajar. Pendekatan ini
memberikan kesempatan pada individu yang bersangutan untuk menguasai
elemen-elemen yang perlu dikuasai dalam suatu keterampilan tertentu sebelum ia
mampu menguasai keterampilan tersebut secara keseluruhan
b.
Pelatihan penguasaan
proses.
Misalnya terjadi pada
individu yang mengalami kesulitan membaca. Ia perlu menguasai fonem-fonem dan
memadukan berbagai fonem menjadi kata dan kalimat. Kemampuan ini merupakan
persyaratan untuk dapat membaca.
Pelatihan penguasaan
proses bertujuan untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
masa perkembangannya, seperti penyimpangan dalam pemusatan perhatian, ingatan,
persepsi, berpikir, dan bahasa. Semua penyimpangan yang terjadi di dalam aspek
tersebut menyebabkan terjadinya kesulitan belajar.
c.
Pelatihan perilaku dan
kognitif
Sebelum pelatihan
prilaku dan kognitif maka perlu diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan
strategi analisis prilaku yang ditetapkan dalam proses belajar.
2.
Guru kunjung
Guru kunjung merupakan
bentuk dari layanan kesulitan belajar. Guru kunjung merupakan konsultan
kesulitan belajar yang datang secara berkala untuk memberikan bimbingan pada
siswa kesulitan belajar. Jenis pelayanan ini hanya diberikan kepada sekolah
yang memiliki sisiwa berkesulitan belajar ringan dengan jumlah siswa terbatas.
B.
Program Pendidikan Individual
Program pendidikan individual adalah
suatu bentuk pelayanan PLB bagi anak berkesulitan belajar. Program tersebut
biasanya dikembangkan oleh seorang guru PLB bagi anak berkesulitan belajar yang
pelaksanaannya harus dievaluasi dulu oleh TP3I (Tim Penilai Program Pendidikan
Individual). Suatu TP3I umumnya terdiri dari guru khusus bagi nak berkesulitan
belajar, guru reguler (guru kelas atau guru bidang studi), kepala sekolah,
orangtua, ahli yang berkaitan dengan anak (dokter dan psikolog), dan kalau
mungkin juga anak itu sendiri. Suatu PPI (Program Pendidikan Individual)
hendaknya memuat lima pernyataan, yaitu pernyataan tentang:
1.
Taraf kemampuan anak
saat ini.
2.
Tujuan pembelajaran
umum dan penjabarannya ke dalam tujuan pembelajaran khusus.
3.
Pelayanan khusus yang
tersedia bagi anak dan perluasannya untuk mengikuti program regular.
4.
Proyeksi tentang kapan
dimulainya kegiatan dan waktu yang digunakan untuk memberikan pelayanan.
5.
Prosedur evaluasi dan
kriteria keberhasilan program.
Ada lima langkah utama dalam merancang
suatu PPI, yaitu:
1.
Membentuk Tim PPI atau
TP3I.
2.
Menilai kekuatan,
kelemahan, dan minat anak.
3.
Mengembangkan tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
4.
Merancang metode dan
prosedur pencapaian tujuan.
5.
Menentukan metode
evaluasi untuk menentukan kemajuan anak.
YEL-YEL
Pendidikan
khusus bagi anak yang berkesulitan belajar
Pengajaran
remedial
Dan guru
kunjung
Program
Pendidikan individual
DAFTAR PUSTAKA