LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU
DITEMPUH DALAM RANGKA USAHA MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK DIDIK
A.
Pengumpulan Data
Untuk
menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan banyak informasi. Teknik
interviu (wawancara), dokumentasi, dan observasi dapat dipakai untuk
mengumpulkan data. Ketiganya saling melengkapi dalam rangka keakuratan data.
Usaha lain yang dapat dilakukan dalam usaha pengumpulan data bisa melalui
kegiatan sebagai berikut:
1.
Kunjungan rumah.
2.
Case study.
3.
Case history.
4.
Daftar pribadi.
5.
Meneliti pekerjaan anak.
6.
Meneliti tugas kelompok.
7.
Melaksanakan tes, baik tes IQ
maupun tes prestasi.
B.
Pengolahan Data
Data
yang telah terkumpul tidak aka nada artinya jika tidak diolah secara cermat.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka pengolahan data adalah sebagai
berikut:
1.
Identifikasi kasus.
2.
Membandingkan antarkasus.
3.
Membandingkan dengan hasil tes.
4.
Menarik kesimpulan.
C.
Diagnosis
Diagnosis
dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
1.
Keputusan mengenai jenis
kesulitan belajar anak didik yaitu berat dan ringannya tingkat kesulitan yang
dirasakan oleh anak didik.
2.
Keputusan mengenai
faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik.
3.
Keputusan mengenai faktor utama
yang menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik.
Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan itu sebaiknya
minta bantuan tenaga ahli dalam bidang keahlian mereka masing-masing. Seperti
dokter untuk mengetahui kesehatan anak, psikolog untuk mengetahui tingkat IQ
anak, psikiater untuk mengetahui kejiwaan anak, orang tua untuk mengetahui
kebiasaan anak dirumah, guru kelas untuk mengetahui perkembangan belajar anak
selama di sekolah, dan sosiolog untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin
dialami oleh anak.
D.
Prognosis
Dalam
prognosis dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai
bantuan yang harus diberikan kepada anak untuk membantunya keluar dari
kesulitan belajar.
Dalam
penyusunan program bantuan terhadap anak didik yang berkesulitan belajar dapat
diajukan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan rumus 5W + 1H.
1.
Who : Siapakah yang harus memberikan bantuan kepada anak?
2.
What : Materi apa yang diperlukan?
3.
When : Kapan pemberian bantuan itu diberikan kepada anak?
4.
Where : Dimana pemberian itu dilaksanakan?
5.
Which : Anak didik yang mana terlebih dahulu mendapat bantuan?
6.
How : Bagaimana bentuk treatment yang diberikan kepada anak?
E.
Treatment
Treatment
adalah perlakuan. Perlakuan disini dimaksudkan adalah pemberian bentuan kepada
anak didik yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah
disusun pada tahap prognosis. Bentuk treatment yang mungkin diberikan adalah:
1.
Melalui bimbingan belajar
individual.
2.
Melalui bimbingan belajar
kelompok.
3.
Melalui remedial teaching untuk
pelajaran tertentu.
4.
Melalui bimbingan orang tua di
rumah.
5.
Pemberian bimbingan pribadi
untuk mengatasi masalah-masalah psikologis.
6.
Pemberian bimbingan mengenai
cara belajar yang baik secara umum.
7.
Pemberian bimbingan mengenai
cara belajar yang baik sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran.
F.
Evaluasi
Evaluasi
disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan
berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibanatu keluar
dari lingkungan masalah kesulitan belajar, atau gagal sama sekali. Kemungkinan
gagal atau berhasil treatment yang telah diberikan kepada anak, dapat diketahui
sampai sejauh mana kebenaran jawaban anak terhadap item-item soal yang
diberikan dalam jumlah tertentu dan dalam materi tertentu melalui alat evaluasi
berupa tes prestasi belajar atau achievement test. Agar tidak terjadi kesalahan
pengertian, di sini perlu ditegaskan bahwa pengecekan kembali hanya dilakukan
bila terjadi di kegagalan treatment berdasarkan evaluasi, di mana hasil
prestasi belajar anak didik masih rendah, di bawah standar. Dalam rangkah
pengecekan kembali atas kegagalan treatment, secara teoretis langkah-langkah
yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut.
1.
Re-ceking data (baik yang
berhubungan dengan masalah pengumpulan maupun pengolahan data).
2.
Re-diagnosis.
3.
Re-prognosis.
4.
Re-treatment.
5.
Re-evaluasi.
Bila treatment gagal harus diulang. Kegagalan treatment
yang kedua harus diulangi dengan treatment berikutnya. Begitu seterusnya sampai
benar-benar dapat mengeluarkan anak didik dari kesulitan belajar.
Referensi: Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar