Rabu, 18 Mei 2016

MAKALAH TEORI PENDEKATAN BEHAVIORAL


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Individu-individu yang menempati wilayah tertentu merupakan suatu perkumpulan atau disebut dengan kelompok. Dengan demikian, kehidupan individu itu tidak terlepas dari kelompok, baik kelompok kecil seperti keluarga dan kelompok kerja, maupun kehidupan kelompok besar seperti masyarakat, bangsa, dan lain sebagainya.

Menurut Hernert Smith, kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.

Jadi, dapat diambil pemahaman bahwa kelompok merupakan kumpulan individu yang mengadakan interaksi secara mendalam antara satu sama lain. Mereka memiliki kesatuan persepsi untuk bertingkah laku di dalam maupun di luar kumpulan mereka. Sementara itu, konseling kelompok adalah layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

Mengingat peranan konseling kelompok dalam kehidupan sekarang ini bukan hanya menjadi salah satu teknik penting dalam profesi Bimbingan dan Konseling khususnya di lingkungan pendidikan, namun telah menjadi salah satu teknik terapi dan peningkatan pengelolaan emosi dan tingkah laku yang efektif seperti yang sudah banyak dilakukan di negara-negara maju. Format konseling kelompok bisa mengurangi ketakutan untuk mengungkapkan emosi, dan menawarkan pelatihan ulang dalam pengungkapan emosi yang lebih sesuai.

Konseling kelompok yang dilakukan dengan baik sangat efektif dalam menangani masalah psikologis, misalnya masalah antarpribadi. Untuk dapat melakukan proses konseling kelompok yang baik sangat diperlukan pemahaman dan pengaktualisasikan teknik-teknik konseling yang ada ke dalam konseling kelompok secara tepat dan sesuai dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli.

Teknik-teknik konseling yang dapat diterapkan dalam konseling kelompok cukup banyak, teknik-teknik tersebut ada yang berdasarkan pendekatan individual, teknik komunikasi, serta teknik-teknik terapan lainnya sehingga dalam melakukan kegiatan konseling kelompok, konselor hendaknya selalu mengaktualisasikan teknik dan kemampuannya. Jadi pemahaman teknik-teknik konseling yang baik sangat mendukung pelaksanaan konseling kelompok yang efektif dan efisien.

 

1.2.RUMUSAN MASALAH

a.       Bagaimana sejarah tokoh penemu teori.

b.      Apa struktur dan perkembangan kepribadiannya.

c.       Apa TLSS dalam pendekatan behavioral.

d.      Apa teknik konseling yang dipakai.

e.       Bagaimana karakteristik konselornya.

 

1.3.TUJUAN

a.       Untuk mengatahui sejarah tokoh penemu teori.

b.      Untuk mengetahui struktur dan perkembangan kepribadian.

c.       Untuk mengetahui TLSS.

d.      Untuk mengetahui dan memahami teknik konseling.

e.       Untuk memahami karakteristik konselor.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.SEJARAH TOKOH PENEMU TEORI

Burrhus Frederic skinner (B.F. Skinner) lahir di Susquehanna, Pennsylvania, pada tanggal 20 Maret 1904. Ia merupakan anak pertama dari pasangan William Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya adalah seorang pengacara dan seorang politisi, sedangkan Ibunya adalah seorang Ibu rumah tangga. Skinner tumbuh dalam suasana dan lingkungan yang nyaman, bahagia, dan dengan derajat ekonomi keluarga menengah ke atas. Orang tuanya menerapkan nilai-nilai kesederhanaan, kebaktian, kejujuran, dan kerja keras dalam menjalani kehidupan. Keluarga skinner adalah orang-orang gereja, namun Freud (B.F skinner) pernah hampir kehilangan kepercayaan terhadap agama ketika masih duduk di bangku sekolah menengah. Dan kemudian ia tidak menjalankan atau mengikuti agama apapun.

Pada tanggal 18 Agustus 1990, Skinner meninggal karena menderita leukimia. Satu minggu sebelum kematiannya, Skinner mengirimkan pidato emosianalnya kepada konvensi American Psychological Association (APA) mengenai kelanjutan advokasinya tehadap behaviorisme radikal. Dengan adanya konvesi ini, ia mendapat surat pujian pertama sebagai Outstanding lifetime Constribution to Psychology. Dan Skinner adalah satu-satunya orang yang mendapat penghargaan tersebut dalam sejarah APA.

 

2.2.STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN BEHAVIORAL

 

A)    STRUKTUR KEPRIBADIAN

Skinner adalah tokoh yang tidak tertarik dengan struktural dari kepribadian. Menurutnya, mungkin dapat diperoleh ilusi yang menjelaskan dan memprediksi tingkah laku berdasarkan faktor-faktor tetap dalam kepribadian, tetapi tingkah laku hanya dapat diubah dan dikontrol dengan mengubah lingkungan. Jadi Skinner lebih tertarik dengan aspek yang diubah-ubah dari kepribadian alih-alih aspek struktur yang tetap. (Alwisol,2005:402)

Skinner memusatkan diri pada tingkah laku yang dapat diubah. Karena itu, ia kurang tertarik pada ciri-ciri tingkah laku yang tampaknya relative tetap. Prediksi dan penjelasan bisa dicapai lewat pengetahuan tentang aspek-aspek kepribadian yang bersifat tetap dan dapat diubah. Tetapi kontrol hanya bisa dicapai lewat modifikasi; kontrol mengimplikasikan bahwa lingkungan dapat diubah untuk menghasilkan pola-pola tingkah laku yang berbeda. Akan tetapi Skinner tidak pernah menyatakan bahwa semua faktor yang menentukan tingkah laku ada dalam lingkungan.

Skinner juga mengakui bahwa sejumlah tingkah laku memiliki dasar genetik semata-mata, sehingga pengalaman tidak akan berpengaruh terhadap tingkah laku itu. Skinner melihat persamaan antara dasar hereditas atau bawaan dan dasar lingkungan dari tingkah laku, Skinner mengemukakan bahwa proses evolusi membentuk tingkah laku spesies yang bersifat bawaan sama seperti tingkah laku-tingkah laku individu yang dipelajari dibentuk oleh lingkungan. (A.Supratiknya,1993:326-327)

Unsur kepribadian yang dipandang Skinner relative tetap adalah tingkah laku itu sendiri. Ada dua klasifikasi tipe tingkah laku: (Alwisol;2005:402)

a)      Tingkah laku responden (respondent behavior); respon yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu. Respon reflex termasuk dalam komponen ini, seperti mengeluarkan air liur ketika melihat makanan, mengelak dari pukulan dengan menundukkan kepala, merasa takut waktu ditanya guru, atau merasa malu waktu dipuji.

b)      Tingkah laku operan (operant behavior); respon yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu. Terjadi proses pengikatan stimulus baru dengan respon baru.

 

B)    PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Sebagian besar teori Skinner adalah tentang perubahan tingkah laku, belajar, dan modifikasi tingkah laku, karena itu dapat dikatakan bahwa teorinya yang paling relevan dengan perkembangan kepribadian. Bersama dengan banyak teoritikus, Skinner yakin bahwa pemahaman tentang kepribadian akan tumbuh dari tinjauan tentang perkembangan tingkah laku manusia dalam interaksinya yang terus menerus dengan lingkungan. Konsep kunci dalam sistem Skinner adalah prinsip perkuatan, maka pandangan Skinner seringkali disebut teori perkuatan operan. (E.Koswara,1991:331)

Konsep perkembangan kepribadian dalam pengertian menuju kemasakan, realisasi diri, transendensi dan unitas kepribadian tidak diterima Skinner. Memang ada kemasakan fisik, yang membuat orang menjadi berubah, lebih peka dalam menerima stimulus dan lebih tangkas dan tanggap dalam merespon. Urutan kemasakan fungsi fisik yang bersifat universal sesungguhnya memungkinkan penyusunan periodesasi perkembangan kepribadian, namun tidak dilakukan Skinner karena dia memandang pengaruh eksternal lebih dominan dalam membentuk tingkah laku. Peran lingkungan yang dominan dalam perkembangan oraganisme, digambarkan secara ekstrim oleh Watson sebagai pakar behavioris. (Alwisol,2005:413-414)

Keistimewaan kelompok respon ini menyebabkan Skinner memakai istilah “operan”. Operan adalah respon yang beroperasi pada lingkungan dan mengubahnya. Perubahan dalam lingkungan selanjutnya mempengaruhi terjadinya respon tersebut pada kesempatan berikutnya. Skinner menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa kepribadian tidak lain adalah kumpulan pola tingkah laku, Skinner yakin kita dapat memprediksikan, mengontrol, dan menjelaskan perkembangan-perkembangan ini dengan melihat bagaimana prinsip perkuatan mampu menjelaskan tingkah laku individu pada saat ini sebagai akibat dari perkuatan tahap respon-responnya dimasa lalu. Jadwal perkuatan juga dapat dibentuk dengan mengabaikan faktor waktu dan banyaknya hadiah yang diperoleh itu semata-mata tergantung pada tingkah lakunya sendiri. (Ferster dan Skinner,1957; Skinner,1969).

Skinner yakin bahwa pemerkuat-pemerkuat terkondisi atau pemerkuat-pemerkuat sekunder sangat penting untuk mengontrol tingkah laku manusia. Perkuatan terkondisi merupakan suatu konsep eksplanatorik atau penjelasan yang sangat bisa diandalkan. Jadi, pengertian tentang perkuatan terkondisi adalah penting dalam sistem Skinner, dan seperti akan kita liat bahwa Skinner menggunakannya secara efektif untuk menjelaskan dipertahankan atau terpelihara banyak respon yang terjadi sebagai bagian dari tingkah laku sosial kita.

Pengertian tentang Generalisasi stimulus juga penting dalam sistem Skinner, sebagaimana pengertian itu penting dalam semua teori kepribadian yang berasal dari belajar. Skinner tidak merumuskan generalisasi stimulus maupun deskriminasi stimulus dalam arti proses perseptual atau proses internal lainnya. Skinner merumuskan masing-masing konsep itu sebagai hasil-hasil pengukuran respon dalam situasi eksperimental yang dikontrol secara cermat. Kebanyakan aspek kepribadian muncul dalam suatu konteks sosial, dan tingkah laku sosial merupakan ciri penting tingkah laku manusia pada umumnya. Satu-satunya ciri tingkah laku sosial adalah fakta bahwa Skinner melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih. Selain itu, tingkah laku sosial tidak dipandang berbeda dari tingkah laku lainya, sebab Skinner yakin bahwa prinsip-prinsip yang menentukan perkembangan tingkah laku dalam suatu lingkungan yang terdiri dari benda-benda hidup. (A.Supratiknya,1993:331-345)

 

2.3.TINGKAH LAKU SALAH SUAI

 

a.       Kekurangan tingkah laku (behavior deficit); tidak memiliki respertoir respon yang dikehendaki karena miskin reinforsemen.

b.      Kesalahan penguatan (schedule reinforcement error); pilihan responnya tepat, tetapi reinforsemen diterima secara tidak benar sehingga organisme cenderung memakai respon yang tidak dikehendaki.

c.       Kesalahan memahami stimulus (failure in discriminating stimulus); sering terjadi pada penderita skizoprenik dan psikotik lainnya, yaitu orang gagal memilah tanda-tanda yang ada pada stimulus, sehingga stimulus yang benar dihubungkan dengan hukuman dan yang salah dihubungkan dengan reinforsemen. Alibatnya akan terjadi pembentukan tingkah laku yang tidak dikehendaki.

d.      Merespon secara salah (inapropiate set of response); terkait dengan ketidak mampuan mengenali penanda spesifik suatu stimulus, orang akhirnya mengembangkan respon yang salah karena justru respon itu yang mendapat reinforsemen.

 

2.4.TEKNIK KONSELING

1)      Desensitisasi sistematik (systematic desensitization). Teknik desensitisasi sistematik bermaksud mengajar klien untuk memberikan respon yang tidak knsisten dengan kecemasan yang dialami klien. Teknik ini tak dapat berjalan tanpa teknik relaksasi.
Di dalam konseling itu klien diajar untuk santai dan menghubungkan keadaan santai itu dengan membayangkan pengalaman – pengalaman yang mencemaskan, menggusarkan atau mengecewakan. Situasi yang diberikan disusun secara sistematik dari yang kurang mencemaskan hingga yang paling mencemaskan.

2)      Assertive Training. Dalam assertive training konselor berusaha meberikan keberanian kepada klien dalam mengatasi kesulitan tehadap orang lain. Pelaksanaan teknik ini adalah ialah dengan role playing.

3)      Aversion therapy. Teknik ini bertujuan untuk menghukum perilaku yang negative dan memperkuat perilaku psitif.

4)      Home Work. Yaitu suatu latihan rumah bagi klien yang kurang mampu menyesuaikan diri terhadap situasi tertentu.

 

 

 

2.5.KARAKTERISTIK KONSELOR

a.       Konselor berperan sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang ditunjukan oleh konseli.

b.      Konselor harus menerima dan memahami konseli tanpa mengadili atau mengkritik.

c.       Konselor juga harus dapat membuat suasana yang hangat, empatik dan memberikan kebebasan bagi konseli untuk mengekspresikan diri.

d.      Memberikan informasi dan menjelaskan proses yang dibutuhkan anggota untuk melakukan perubahan.

e.       Mendorong konseli untuk mentransfer tingkah lakunya dalam kehidupan nyata.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Burrhus Frederic skinner (B.F. Skinner) lahir di Susquehanna, Pennsylvania, pada tanggal 20 Maret 1904. Ia merupakan anak pertama dari pasangan William Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya adalah seorang pengacara dan seorang politisi, sedangkan Ibunya adalah seorang Ibu rumah tangga.

Struktur kepribadian:

a)      Tingkah laku responden.

b)      Tingkah laku operan.

TLSS:

a)      Kekurangan tingkah laku (behavior deficit).

b)      Kesalahan penguatan (schedule reinforcement error).

c)      Kesalahan memahami stimulus (failure in discriminating stimulus).

d)     Merespon secara salah (inapropiate set of response).

Teknik konseling:

a)      Desensitisasi sistematik (systematic desensitization).

b)      Assertive Training.

c)      Aversion therapy.

d)     Home Work.

Karakteristik konselor:

a)      Konselor berperan sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang ditunjukan oleh konseli.

b)      Konselor harus menerima dan memahami konseli tanpa mengadili atau mengkritik.

c)      Konselor juga harus dapat membuat suasana yang hangat, empatik dan memberikan kebebasan bagi konseli untuk mengekspresikan diri.

d)     Memberikan informasi dan menjelaskan proses yang dibutuhkan anggota untuk melakukan perubahan.

e)      Mendorong konseli untuk mentransfer tingkah lakunya dalam kehidupan nyata.

 

3.2.SARAN

Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "