MOTIVASI BELAJAR
A.
Definisi
Banyak
para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut
pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong
yang mengubah energy dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc.
Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi
adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai sesuatu (Syaiful Bahri
Djamarah, 2011: 148). Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu
aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai motivasi yang
kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk
mencapainya.
B.
Motivasi Dalam Belajar
1.
Motivasi Instrinsik
Yang
dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam aktivitas belajar,
motivasi instrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang
tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar
terus menerus. Seseorang yang memilki motivasi instrinsik selalu ingin maju
dalam belajar.
2.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi
belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajar
belajarnya diluar faktor-faktor situasi
belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak didik
belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang
dipelajarinya. Misalnya, untuk menggapai angka tinggi, diploma, gelar,
kehormatan, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang
tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar
anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru
yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan
motivasi ekstrinsik. Diakui, angka, ijazah, pujian, hadiah dan sebagainya
berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat belajar.
Ada
beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan
belajar anak didik di kelas, yaitu:
a.
Memberi Angka
Angka dimaksudkan
adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka
yang diberikan biasanya bervariasi, sesuai dengan hasil ulangan. Angka
merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik
untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di
masa mendatang.
b.
Hadiah
Hadiah bisa
dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang
berprestasi tinggi, ranking satu, dua atau tiga dari anak didik lainnya.
c.
Kompetensi
Kompetensi adalah
persaingan, dapat dipergunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik
agar mereka bergairah belajar.
d.
Pujian
Pujian yang
diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi.
Seseorang senang dipuji atas hasil pekerjaan yang telah mereka selesaikan.
Dengan pujian akan membesarkan jiwa seseorang.
e.
Hukuman
Meski hukuman
sebagai reinforcement yang negative, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan
bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.
C.
Membangkitkan Motivasi
Menurut
De Decce dan Grawford dalam Syaiful Bahri Djamarah ada empat fungsi guru
sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan
motivasi belajar anak didik yaitu:
1.
Menggairahkan Anak Didik
Dalam
kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal
yang monoton dan membosankan. Guru harus memelihara minat anak didik dalam
belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu
aspek ke aspek lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Discovery learning
dan metode sumbang saran (brain storming) memberikan kebebasan semacam ini.
2.
Memberikan Harapan Realistis
Guru
harus memelihara harapan-harapan anak didik ysng realistis dan memodifikasi
harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalna akademis setiap
anak didik di masa lalu. Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan
yang realistis, pesimistis dan terlalu optimis.
3.
Memberikan Insentif
Bila
anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada
anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya) atas
keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih
lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4.
Mengarahkan Perilaku Anak Didik
Mengarahkan
perilaku anak didik adalah tugas guru. Di sini kepada guru dituntut untuk
memberikan respons terhadap anak didikyang tak terlibat langsung dalam kegiatan
belajar di kelas. Anak didik yang diam, yang membuat keributan, yang berbicara
semaunya, dan sebagainya harus diberikan teguran secara arif dan bijaksana.
Usaha menghentikan perilaku anak didik yang negative dengan memberi gelar yang
tidak baik kurang manusiawi. Jadi, cara mengarahkan perilaku anak didik adalah
dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang
mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar