Rabu, 18 Mei 2016

MOTIVASI BELAJAR


MOTIVASI BELAJAR

A.      Definisi

Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang  mengubah energy dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai sesuatu (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 148). Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.

 

B.       Motivasi Dalam Belajar

1.      Motivasi Instrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memilki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar.

2.      Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajar belajarnya diluar faktor-faktor  situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk menggapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik. Diakui, angka, ijazah, pujian, hadiah dan sebagainya berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat belajar.

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, yaitu:

a.       Memberi Angka

Angka dimaksudkan adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan biasanya bervariasi, sesuai dengan hasil ulangan. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang.

b.      Hadiah

Hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua atau tiga dari anak didik lainnya.

c.       Kompetensi

Kompetensi adalah persaingan, dapat dipergunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar.

d.      Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Seseorang senang dipuji atas hasil pekerjaan yang telah mereka selesaikan. Dengan pujian akan membesarkan jiwa seseorang.

e.       Hukuman

Meski hukuman sebagai reinforcement yang negative, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.

C.      Membangkitkan Motivasi

Menurut De Decce dan Grawford dalam Syaiful Bahri Djamarah ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik yaitu:

1.         Menggairahkan Anak Didik

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke aspek lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Discovery learning dan metode sumbang saran (brain storming) memberikan kebebasan semacam ini.

2.         Memberikan Harapan Realistis

Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik ysng realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalna akademis setiap anak didik di masa lalu. Dengan demikian guru dapat membedakan antara harapan yang realistis, pesimistis dan terlalu optimis.

3.         Memberikan Insentif

Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

4.         Mengarahkan Perilaku Anak Didik

Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Di sini kepada guru dituntut untuk memberikan respons terhadap anak didikyang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Anak didik yang diam, yang membuat keributan, yang berbicara semaunya, dan sebagainya harus diberikan teguran secara arif dan bijaksana. Usaha menghentikan perilaku anak didik yang negative dengan memberi gelar yang tidak baik kurang manusiawi. Jadi, cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "