BENTUK LAYANAN BK BELAJAR
Bimbingan belajar di sekolah dapat dilakukan dengan
pendekatan individual dan pendekatan kelompok. Yang dimaksud pendekatan
individual adalah pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru kepada seorang
siswa. Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan
oleh seorang guru kepada siswa yang jumlahnya lebih dari dua orang. Pendekatan kelompok
ini dibedakan menjadi kelompok kecil ( small group), dan pendekatan kelompok
besar, terdiri atas 50 orang atau lebih ( Totok Santoso, 1988).
Sesuai dengan sifat layanan bimbingan yaitu preventif,
kuratif, development, maka pendekatan individual dan pendekatan kelompok kecil
dipakai dalam rangka bimbingan kuratif atau penyembuhan, sedang pendekatan
klasikal dan pendekatan kelompok besar dipakai untuk bimbingan preventif atau
pencegahan dan development atau pengembangan. Untuk jelasnya kita ikuti uraian
berikut ini.
A. Bimbingan Individual
Bimbingan individual dalam belajar adalah suatu proses
bantuan yang diberikan oleh seorang guru atau pembimbing kepada seorang siswa
yang mengalami kesulitan belajar, agar siswa tersebut mampu memecahkan
masalahnya. Bimbingan individual ini dilakukan atas pertimbangan bahwa
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa sifatnya khusus atau sudah berat
sehingga memerlukan penyelesaian secara individual. Melalui pendekatan
individual guru dapat memahami keadaan siswa secara mendalam tentang tingkat
kesulitan yang dialami, serta kemampuan dan kelemahan yang dimiliki siswa.
Dengan pemahaman ini, guru dapat memberikan bantuan atau bimbingan secara
tepat. Kelemahan dari bimbingan individual adalah memakan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih
banyak dibanding dengan bimbingan kelompok.
B. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu proses yang diberikan oleh
seorang guru atau pembimbing kepada sekelompok siswa agar mereka dapat mengenal
diri, menyesuaikan diri, dan mampu mengatasi masalah atau kesulitannya sehingga
dapat mengembangkan diri secara maksimal. Bimbingan kelompok dilaksanakan atas
pertimbangan adanya masalah yang relative sama pada sekelompok siswa, adanya
kebutuhan siswa akan suasana kelompok sebagai realitas hakikat manusia sebagai
makhluk sosial serta adanya kesulitan yang dialami siswa yang lebih tepat
diselesaikan dalam suasana kelompok. Di dalam kelompok para siswa dapat
mengadakan ubungan dan memperoleh informasi, tanggapan serta berbagai pendapat
yang timbul selama berinteraksi. Suasana yang timbul dalam kelompok merupakan
media positif untuk mengambangkan pribadi seseorang. Dalam suatu kelompok para
anggotanya harus saling menghargai, saling mengendalikan diri serta tenggang
rasa. Situasi kelompok memungkinkan terjadinya tukar pengalaman yang memberikan
pengertian kepada anggota kelompok bahwa masing-masing anggota memiliki masalah,
dan di dalam kelompok mereka saling membantu memahami masalah aau kesuitan
secara obyektif serta mencari pemecahannya. Dengan demikian bimbingan kelompok
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk belajar yang lebih luas, baik yang
berkenaan dengan self-discovery, self direction, maupun yang berkenaan dengan
adjustment. Bimbingan kelompok dapat dilaksanakan dalam bentuk layanan
bimbingan yang bersifat informatif, preventif sampai yang bersifat kuratif
remedial. Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat dilakukan di dalam kelas, di
perpustakaan, di laboratorium di lapangan atau dimana saja atas kesepakatan
anggota kelompok.
Penyelenggaraan bimbingan kelompok belajar dapat diisi
dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1.
Pemberian informasi.
Kegiatan pemberian informasi bertujuan
untuk membantu siswa memperoleh gambarab atau pemahaman tentang suatu masalah. Seringkali kita jumpai para siswa
melakukan suatu kesalahan sehingga mengalami kesulitan karena kurangnya
informasi misalnya akibat kurang informasi siswa dapat salah dalam mengerjakan
tugas, salah didalam belajar, salah didalam memilih jurusan atau program studi.
Informasi merupakan suatau yang penting, oleh karena itu guru harus berusaha
memberikan berbagai informasi yang dapat membantu siswa memperlancar kegiatan
belajarnya. Beberapa informasi yang diperlukan siswa dalam rangka meningkatkan
prestasi belajar adalah:
a. Cara belajar yang efektif,
b. Cara belajar dan bekerja kelompok,
c. Cara mempelajari buku,
d. Cara mengerjakan tugas,
e. Cara membuat karangan atau laporan
f. Cara membagi waktu dan mengisi waktu senggang
g. Informasi tentang kurikulum dan lanjutan studi.
Tujuan pemberian informasi ini
adalah untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar para siswa.
2.
Home room
Kegiatan home
room adalah suatu program pembimbingan siswa dengan cara menciptakan situasi
atau hubungan bersifat kekeluargaan ( Nana Sy. Sukmadinata, 1977) di SLTP dan
SLTA program home roo ini dikenal dengan sistem wali kelas. Dengan Program home
room guru dapat lebih memahami siswa, karena terjalin hubungan yang lebih akrab
antara guru atau wali kelas dengan para siswa. Dengan demikian guru mengetahui
kebutuhan dan kesulitan yang dialami siswa. Pelaksanaan program home room ada dua macam yaitu home room
dengan kelompok tetap dan home room dengan kelompok bertukar. Home room dengan kelompok
tetap adalah kegiatan pembimbingan yang dilakukan oleh wali kelas. Dalam hal
ini guru yang menjadi wali kelas tersebut harus mengatur pertemuan rutin dengan
para siswanya yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Misalnya setiap
minggu diadakan pertemuan antara wali kelas dengan siswa dimana para siswa
dapat mengutarakan kesulitannya, pendapatnya, rencana kegiatannya dan wali
kelas membantu memberi pertimbangan atau jalan keluarnya. Home room dengan
kelompok bertukar adalah suatu pembimbingan yang dilakukan oleh guru home room
secara bergilir sesuai dengan kebutuhan siswa. Jadi dalam home room dengan
kelompok bertukar ini guru home room harus khusus artinya memiliki pengetahuan,
informasi dan keterampilan yang cukup sesuai dengan spesialisasinya. Bantuan
yang diberikan dalam kegiatan home room antara lain:
a. Kebiasaan sehari-hari tentang belajar, bekerja
b. Cara-cara belajar seperti cara mempelajari buku, membuat rangkuman,
karangan membaca kamus
c. Masalah kelanjutan studi, pekerjaan, cita-cita.
Guru
yang menjalankan program homeroom ini
adalah guru yang benar-benar sudah matang dan
harus bisa memahami dan jujur dengan murid-murid disamping memahami
perkembangan diri murid dengan baik.
Tujuan Homeroom berpusat kepada siswa yang bermasalah dan dilaksanakan
dengan tujuan untuk memberi ruang atau membuka hubungan antara guru dengan
murid di luar hubungan yang berkaitan dengan akademik. Dalam hal ini yang
diutamakan adalah perkembangan dan pertumbuhan diri murid dengan memberikan
peluang kepada individu (murid) untuk mau membuka isi hati mereka (terbuka) dan
lebih dekat (akrab) dengan guru (Ada seorang dewasa yang boleh didekati dan
dijadikan tempat untuk meluapkan perasan, pengharapan, motivator yang baik).
Di
bawah ini merupakan contoh dari beberapa aktivitas yang dapat dilakukan seorang
guru kepada muridnya ketika melaksanakan program homeroom, yaitu :
1.
Mengenali potensi murid.
2. Focus kepada potensi murid yang dapat
ditingkatkan dan difungsikan secara tepat.
3. Membantu murid dalam meningkatkan
potensinya.
4. Memberikan peluang kepada murid agar
murid mendapatkan pengalaman sebagai individu yang berguna dan dapat mencapai
perkembangan diri yang optimal..
5. Mengarahkan murid ke arah yang lebih
baik agar murid dapat memahami dan menjalani hubungan yang baik antar individu
dengan individu, maupun individu dengan kelompok.
Homeroom dilaksanakan
pada saat peserta didik membutuhkan / memerlukan bantuan dalam memecahkan dan
menyelesaikan masalahnya sendiri melalui media kelompok dengan suasana
kekeluargaan.
Program
ini dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau
kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan.
Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah
sehingga timbul suasana keakraban.
3.
Diskusi
Diskusi adalah kegiatan untuk bertukar pendapat tentang suatu melalui
percakapan lisan. Kegiatan diskusi tepat untuk pemecahan masalah, karena dengan
diskusi dapat diperoleh suatu keputusan sebagai hasil kegiatan kelompok.
Apabila kegiatan diskusi bertujuan memecahkan masalah, maka tugas para peserta
diskusi adalah mengadakan perumusan yang sistematis dengan menganalisis dan
mengambil kemungkinan pemecahan yang dapat disetujui oleh semua anggota. Selain
untuk pemecahan masalah kegiatan diskusi dapat pula untuk pencerahan atau
memperjelas suatu masalah dengan cara bertukar pikiran dan bertukar informasi
antar peserta. Agar kegiatan diskusi dapat
berhasil diperlukan sikap yang obyektif dan sikap saling menghargai antar
pribadi orang lain dari para peserta diskusi. Oleh karena itu guru pembimbing
harus selalu memberi dorongan agar dalam diskusi dapat berlangsung pembicaraan
yang demokratis serta menciptakan suasana yang memungkinkan intraksi yang bebas,
kreatif, dan kritis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi
adalah:
a. Peserta diskusi terdiri atas pimpinan, sekretaris, dan anggota yang
mempunyai tugas masing-masing. Tugas pimpinan diskusi adalah mempersiapkan
pelaksanaan diskusi, mengefektifkan jalannya diskusi, melindungi hak anggota
untuk menyampaikan pendapatnya, dan mengakhiri diskusi. Tugas sekretaris adalah
mencatat jalannya diskusi, mencatat pendapat, usul, dan keputusan yang diambil
dalam diskusi. Tugas anggota adalah berpartisipasi dalam memecahkan masalah
dengan cara mengutarakan pendapat, meminta keterangan, mengajukan usul-usul.
b. Menjaga diskusi untuk berada pokok permasalahan, artinya jangan sampai
pembahasan menyimpang dari permasalahannya.
c. Hasil diskusi harus merupakan perumusan bersama
d. Selesai diskusi harus dibuat laporan
Kelebihan dalam diskusi sebagai bentuk pendekatan dalam
bimbingan kelompok adalah:
a. Diskusi
dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri
bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat
mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
d. Diskusi
juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
e. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan brbagai
jalan,tidak hanya satu jalan.
f. Melalui diskusi, masalah diselesaikan dengan keputusan bersama.
g. Dengan adanya interaksi bertukar pikiran antara peserta,tentu akan
memperluas wawasan.
h. Terjadi komunikasi dua arah dalam diskusi tersebut,sehingga seluruh
peserta diskusi dapat aktif.
i.
Mengembangkan motivasi untuk belajar
lebih lanjut.
j.
Siswa dapat belajar menilai
kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya.
k. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,
kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
l.
Mendidik anak untuk berpikir matang
sebelum berbicara atau tidak asal bicara.
4.
Belajar dan bekerja kelompok
Belajar kelompok
dan bekerja kelompok adalah suatu kegiatan menyelesaikan tugas yang dilakukan
secara bersama-sama oleh sekelompok individu. Dalam belajar kelompok siswa
diarahkan untuk melakukan kegiatan belajar dengan mengolah, menganalisis,
mensintesis dan memecahkan masalah secara bersama oleh kelompok. Antara belajar
kelompok dengan bekerja kelompok perbedaannya terletak hanya pada apa yang
menjadi tugas kelompok. Dalam bekerja kelompok tugas yang harus diselesaikan
bukan mengolah pelajaran tetapi menyelesaikan suatu tugas pekerjaan misalnya
membuat taplak meja, memasak,merencanakan karya wisata. Kegiatan belajar
kelompok ataupun bekerja kelompok mempunyai nilai-nilai positif karena dalam
kegiatan kelompok terjadi ineraksi sosial yang di dalammya mengandung nilai
psikologis, paedagogis, dan didaktis. Nilai psikologis artinya adalah situasi
saling mempengaruhi antara individu dengan kelompoknya atau sebaliknya.
Pengaruh tersebut bersifat konstruktif misalnya: dalam suatu kelompoknya
terdapat seorang anggota yang pandai dengan pola pikir yang bagus, kritis,
pandai mengutarakan pendapat, maka sikap tersebut akan menjadi contoh yang akan
mempengaruhi anggota kelompok yang lain, sehingga secara bertahap semua anggota
kelompok akan menirunya. Sedangkan nilai paedagogis dari kegiatan kelompok
adalah meningkatkan perkembangan kepribadian seluruh anggota kelompok karena di
dalam kelompok mereka masing-masing anggota berusaha mengutarakan pendapat
tanpa malu-malu. Dalam kegiatan kelompok mereka dilatih bekerja sama, ha ini
akan memupuk rasa kebersatuan sehingga siswa tidak egois. Selanjutnya nilai didaktis
di dalam kegiatan kelompok adalah terjadinya interaksi belajar mengajar antar
anggota, karena anggota yang menguasai bahan belajar menerangkan kepada anggota
yang lain.
5.
Karyawisata
Karyawisata
merupakan usaha menyempurnakan dan melengkapi pengetahuan yang diperoleh di
dalam kelas dengan hal-hal yang praktis dan realistis. Obyek karyawisata harus
dipilih yang dapat menambah pegetahuan da pengalaman bagi siswa terutama untuk
mendalami atau memperjelas materi pengajaran serta memberi dorongan kepada siswa
untuk belajar lebih giat. Rangkaian kegiatan karyawisata terbagi dalam tiga
tahap persiapan, tahap pelaksanaan karyawisata, dan kegiatan pengelolaan hasil
karyawisata. Untuk memperjelas uraian diatas, Nana Sy. Sukmadinata (1997) lebih
lanjut mengemukakan beberapa tujuan karyawisata yaitu:
a. Melengkapi dan menyempurnakan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
dengan hal-hal yang lebih praktis dan realistis
b. Mengembangkan apresiasi siswa baik terhadap lingkungan alam, lingkungan
sosial. Maupun lingkungan pekerjaan dan industri.
c. Memberikan latihan tertentu.
d. Mengembangkan rasa sosial diantara siswa dengan teman-temannya maupun orang
lain.
e. Memberikan latihan betanggung jawab, latihan memimpin dan dipimpin, mengembangkan
kepercayaan diri sendiri, saling membantu dan menyesuaikan diri.
Manfaat karyawisata sebagai pendekatan dalam bimbingan
belajar antara lain:
a. Individu dapat berpartisispasi dalam
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu,
serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka.
b. informasi yang pertama untuk memecahkan
segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti
kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktik, sehingga membuat
bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Dengan obyek yang ditinjau itu individu
dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi,
tidak terpisah-pisah dan terpadu, sehingga individu dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
d. Verbalisme dapat dilenyapkan. Individu
tidak hanya berkembang dalam segi kognitif, tetapi aspek afektif dan
psikomotornya juga dapat berkembang secara optimal.
e. Para individu dapat belajar bagaimana
cara-cara melakukan observasi, membuat laporan dan melakukan diskusi kelompok
yang baik dan benar.
Dengan demikian kegiatan karyawisata tidak hanya
menambah pengetahuan dan pengajaran saja, tetapi juga mempunyai nilai pembinaan
pribadi yang sangat bermanfaat bagi siswa.
6.
Pengajaran remedial
Pengajaran
remidial atau remidial teaching merupakan suatu usaha bimbingan untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai bahan penajaran. Pengajaran
remidial dilakukan setelah diadakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar. Pengajaran
remidial dilaksakan dengan bermacam-macam teknik misalnya mengulangi pelajaran,
belajar kelompok, memberi tugas-tugas.
Bentuk Pelaksanaan
Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang
dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan
cara penyederhanaan materi,variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan. Pembelajaran ulangdilakukan bilamana sebagian besar atau semua
peserta didik belum mencapaiketuntasan belajar atau mengalami kesulitan
belajar. Pendidik perlumemberikan penjelasan kembali dengan menggunakan
metode dan/ataumedia yang lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan
perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami
kesulitan,perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan
secara individual.Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi
peranpendidik sebagaitutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat
satu atau beberapapeserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas
latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan
prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perludiperbanyak agar peserta didik
tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakantes akhir. Peserta didik perlu
diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan
belajar lebih.Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada
rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan
teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
DAFTAR PUSTAKA