Selasa, 24 Juni 2014

Miskonsepsi dalam BK



MISKONSEPSI (KESALAHPAHAMAN) DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

Dalam bimbingan dan konseling kelompok dengan sengaja ditumbuhkembangkan;yang semula masih kurang kuat,atau bahkan belum ada sama sekali,ditumbuhkan dan dikembangkan sehingga menjadi kuat. Lebih lanjut,dinamika kelompok ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan – tujuan bimbingan dan konseling.
Namun dalam perkembangan nya,bimbingan kelompok sering diartikan secara sempit dan sederhana,yang terkadang justru sering kali tidak ada kaitan nya dengan makna dan tujuan dari bimbingan dan konseling kelompok yaang sebenarnya.
Beberapa kesalahpahaman masih terus tumbuh dan berkembang pada kalangan awam yang bergerak dalam bidang layanan bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan  konseling kelompok sering kali di artikan sebagai salah satu upaya untuk membimbing kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi lebih kuat dan mandiri.
Dari satu segi memang dibenarkan banwa di lingkungan pendidikan kusus nya di sekolah, perlu dibentuk kelompok-kelompok siswa yang kuat dan mandiri agar kelompok-kelompok itu dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu .
Namun, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa kegiatan membimbing kelompok seperti itu tidak dapat dikategorikan kedalam bimbingan kelompok.
Kesalahpahaman menurut Prayitno (1995 :61-64) :
1.  Kerancuan antara “bimbingan kelompok” dengan “membimbing kelompok”
Bimbingan kelompok sering diartikan sebagai usahsa membimnbing kelompok klien(dalam hal ini siswa) agar kelompok yang dibimbing menjadi lebih kokoh dan mandiri. Misalkan membimbing kelompok belajar yang awalnya renggang dan bergantung pada kelompok lain dan menjadikannya kelompok belajar yang lebih kokoh dan tidak terlalu bergantung dengan kelompok belajar yang lain. Dari satu segi,memang sangat dibenarkan bahwa di sekolah menang perlu diadakan atau dibentuk kelompok siswa yang kokoh dan mandiri agar kelompok yang sengaja dibentuk itu,dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu. Kelompok sains club,IT-club,language club,atau pun social club,atau pun kelompok-kelompok lainnya,semuanya perlu dibentuk menjadi lebih kuat agar masing-masing kelompok itiu dapat melaksanakan kegiatannya dan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Guru pembimbing memang perlu andil dalam membimbing kelompok agar menjadi yang terbaik. Namun,yang perlu dicatat adalah bahwa kegiata membimbing kelompok seperti itu tidak dikategorikan ke dalam “bimbingan kelompok” sebagai salah satu layanan bimbingn dan konseling. “membimbing suatu kelompok” atau “bimbingan suatu kelompok” tidak sama dengan “bimbingan kelompok”. Membimbing kelompok berarti “membesarkan kelompok”. Sedangkan “bimbingan kelompok” sama arti nya dengan memanfaatkan potensi dan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan dari layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan usaha bimbingan yang diberikan kepada individu melalui kelompok-kelompok.
2.  Bimbingan kelompok disamakan saja kegiatan kelompok.
“Bimbingan kelompok” sering juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam,oleh dan untuk kelompok yang bersangkutan. Kegiatan IT-club misalnya,adalah benar bahwa IT-club dilakukan bersama oleh sekelompok orang;banyak unsure kebersamaan yang ada pada kegiatan IT-club tersebut. Dari segi tujuannya,juga benar bahwa kegiatan IT-club dapat memberikan dampak positif bagi para anggotanya(yaitu dapat meningkatkan kemampuan menggunakan tehnologi terapan yang paing terbaru).Namun demikian,kegiatan IT-club belum dapat dikategorikan sebagai bimbingan atau konseling kelompok apabila dinamika kelompok yang terkandung dalam kegiatan IT-club tidak ditumbulkan dengan sengaja dalam dan dikendalikan cermat oleh pemimpin kelompok yang yang berperan sebagai pemimpin untuk kepentingan orang-orang yang menjadi peserta kegiatan itu.
3. Bimbingan kelompok disamakan saja dengan diskusi.
Kegiatan diskusi dianggap sebagai bimbingan kelompok. Memang benar kegiatan diskusi adalah kegiatan kelompok dan tujuan diskusi adalah memecahkan suatu masalah tertentu dan dibenarkan juga bahwa dalam diskusi para pesertanya berkemungkinan lebih pandai berargumentasi,berani mengemukan pendapat,dan lain sebagainya. Akan tetapi,dalam forum diskusi bebas,sering kali suasana berkembang menjadi panas saling mementingkan ego masing-masing. Kegiatan diskusi pun tidak selalu menjadi atau tidak dengan sendirinya menjadi kegiatan bimbingan kelompok.
Hal-hal seperti itulah yang justru bertentangan dengan tujuan bimbinga dan konseling,dan hal itu tidak mungkin terjadi dalam suatu kegiatan bimbingan kelompok atau konseling kelompok yang dikelola dengan baik.
4. Bimbingan kelompok membahas masalah yang sama?
Bimbingan kelompok sering kali dianggap sebagai kegiatan bimbingan yang diberikan kepada sekelompok siswa yang mengalami masalah yang sama. Pada hal perlu diingat,dalam konteks bimbingan dan konseling,setiap masalah adalah unik. Dan oleh karena itu juga,setiap masalah harus didekati dari sudut keunikannya. Menganggap semua masalah yang dialami individu adalah sama,sudah pasti tidak selaras dengan orientasi keunikan individual dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Satu hal mendasar yang perlu dipertanyakan adalah,sampai seberapa jauhkah dinamika kelompok di kembankan dan di kendalikan dalam suatu kegiatan-kegiatan tertentu. Misalkan mengenai penerangan tentang akibat adanya pergaulan bebas pada remaja-remaja masa kini,upaya pengurangan kegiatan mencontek,dan latihan mengerjakan soal-soal.Namun apabila dinamika kelompok yang dikembangkan kurang tepat,maka boleh jadi kegiatan-kegiatan tersebut tidak ada bedanya dengan kegiatan pengajaran atau latihan,dan bahkan lebih tepat nya disebut dengan layanan informasi.
5. Bimbingan kelompok di fokuskan pada pemberian informasi.
Bimbingan kelompok,sering kali difokuskan pada pemberian layanan informasi kepada sekelompok individu/klien/siswa. Lebih parahnya lagi,pandangan semacam ini banyak dianut oleh orang yang tidak begitu awam dengan bimbingan konseling.
Statement(anggapan) hampir sama dengan kesalahpahaman yang keempat tadi,yang tidak mempersoalkan pengembangan dan pengendalian dinamika kelompok dalam kelompok-kelompok tertentu,dan yang terbentuk hanyalah wadah pemberian layanan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 1995. “Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil)” Jakarta: Ghalia Indonesia.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "