ASPEK-ASPEK KESULITAN
BELAJAR
A.
Aspek Medis
Aspek medis adalah aspek jasmani atau fisiologis.
1.
Keadaaan Tonus Jasmani Pada Umumnya. Keadaaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi
aktivitas belajar; keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang
lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini
ada dua hal yang perlu dikemukakan.
a.
Nutrisi harus cukup karena
kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas
mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Terlebih-lebih bagi anak-anak yang
masih sangat muda, pengaruh itu besar sekali. Hasil-hasil penyelidikan
Danziger, Paul Lazarsfeld, Netschareffe, Else Liefmann, S. Holingworth, Baldwin
yang dikutip oleh Ch. Buhler (1950: 105-112) dalam Sumadi Suryabrata, kiranya
dapat merupakan ilustrasi yang sangat berharga.
b.
Beberapa penyakit yang kronis
sangat menggangu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti pilek, influenza, sakit
gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang
tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan; akan tetapi
dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat menggangu aktivitas
belajar itu.
2.
Keadaan Fungsi-Fungsi Jasmani
Tertentu Terutama Fungsi-Fungsi Pancaindera. Pancaindera dapat dimisalkan
sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia
sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pancainderanya. Baiknya
berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung
dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa ini di antara pancaindera itu
yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu
adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga, agar pancaindera
amak-didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang bersifat kuratif
maupun yang bersifat preventif, seperti misalnya adanya pemeriksaaan dokter
secara periodik, penyediaan alat-alat pelajaran serta perlengkapan yang
memenuhi syarat, dan penempatan murid-murid secara baik di kelas (pada
sekolah-sekolah), dan sebagainya.
B.
Aspek Psikologis
Psikologis artinya jiwa. Arden N. Frandsen dalam Sumadi
Suryabrata mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah
sebagai berikut:
1.
Adanya sifat ingin tahu dan
ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2.
Adanya sifat yang kreatif yang
ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
3.
Adanya keinginan untuk
mendapatkan simpati dari orangtua, guru, dan teman-teman.
4.
Adanya keinginan untuk
memperbaiki kagagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi
maupun dengan kompetensi.
5.
Adanya keinginan untuk
mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
6.
Adanya ganjaran atau hukuman
sebagai akhir daripada belajar. (Frandsen, 1961: 216) dalam Sumadi Suryabrata.
Maslow (menurut Frandsen, 1961: 234) dalam Sumadi
Suryabrata, mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah:
1.
Adanya kebutuhan fisik.
2.
Adanya kebutuhan akan rasa
aman, bebas dari kekhawatiran.
3.
Adanya kebutuhan akan kecintaan
dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain.
4.
Adanya kebutuhan untuk
mendapatkan kehormatan dari masyarakat.
5.
Sesuai dengan sifat untuk
mengemukakan atau mentengahkan diri (aktualisai diri)
Apa yang telah dikemukakan itu hanyalah sekadar
penyebutan sejumlah kebutuhan-kebutuhan saja, yang tentu saja dapat diambah
lagi; kebutuhan-kebutuhan tersebut tidaklah lepas satu sama lain, melainkan
sebagai suatu keseluruhan (suatu kompleks) mendorong belajarnya anak. Kompleks
kebutuhan-kebutuhan itu sifatnya individual, berbeda dari anak yang satu ke
anka lainnya. Pendidik seberapa dapat haruslah berusaha mengenal kebutuhan yang
mana yang terutama dominan pada anak didiknya.
Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar
pengaruhnya dalam belajarnya anak-anak didik kita ialah cita-cita. Cita-cita
merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan
biasanya disentralisasikan di sekitar cita-cita itu, sehingga dorongan tersebut
mampu memobilisasikan energy psikis untuk belajar. Dalam pada itu anak-anak
yang masih sangat muda biasanya belum benar-benar menyadari cita-citanya yang
sebenarnya; karena itulah mereka perlu dibuatkan tujuan-tujuan sementara yang
dekat –sebagai cita-cita sementara—supaya hal ini merupakan motif atau
pendorong yang cukup kuat bagi belajarnya anak-anak itu.
YEL-YEL
Aspek-Aspek Kesulitan Belajar
Aspek Medis, Jasmani….
Aspek Psikologis, Jiwa….
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers
kalo boleh tau ini ada dihalaman berapa dibukunya ya?
BalasHapus