Rabu, 18 Mei 2016

DEFINISI KESULITAN BELAJAR, GEJALA KESULITAN BELAJAR DAN PENYEBAB TERJADINYA KESULITAN BELAJAR


DEFINISI KESULITAN BELAJAR, GEJALA KESULITAN BELAJAR DAN PENYEBAB TERJADINYA KESULITAN BELAJAR

A.      Definisi Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.

 

B.       Gejala Kesulitan Belajar

Beberapa gejala sebagai sebagai indikator adanya kesulitan belajar anak didik dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk berikut:

1.      Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok anak didik di kelas.

2.      Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.

3.      Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal. Misalnya mengerjakan soal-soal dalam waktu lama baru selesai, dalam mengerjakan tugas-tugas selalu menunda waktu.

4.      Anak didik menunjukan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh , berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung dan sebagainya.

5.      Anak didik menunjukan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditujukan kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya anak didik menjadi pemurung, pemarah, selalu bingung, selalu bingung, kurang gembira atau mengasingkan diri dari kawan-kawan sepermainan.

6.      Anak didik yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah.

7.      Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran, tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.

 

C.      Penyebab Terjadinya Kesulitan Belajar

1.      Faktor Anak Didik

Untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar anak didik, maka akan dikemukakan seperti berikut ini.

a.       IQ yang kurang baik.

b.      Bakat yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan pelajaran yang dipelajari atau yang diberikan oleh guru.

c.       Faktor emosional yang kurang stabil. Misalnya, mudah tersinggung, pemurung, selalu bingung dalam menghadapi masalah, selalu sedih tanpa alasan yang jelas, dan sebagainya.

d.      Aktivitas belajar yang kurang. Lebih banyak malas daripada melakukan kegiiatan belajar. Menjelang ulangan baru belajar.

e.       Kebiasaan belajar yang kurang baik. Belajar dengan penguasaan ilmu pengetahuan pada tingkat hafalan, tidak dengan pengertian (insight), sehingga sukar ditransfer ke situasi yang lain.

f.       Penyesuaian sosial yang sulit. Cepatnya penyerapan bahan pelajaran oleh anak didik tertentu menyebabkan anak didik susah menyesuaikan diri untuk mengimbangi dalam belajarnya.

g.      Latar belakang pengalaman yang pahit. Misalnya, anak didik sekolah sambil bekerja. Kemiskinan ekonomi orang tua memaksa anak didik harus bekerja demi membiayai sendiri uang sekolah. Waktu yang seharusnya dipakai untuk belajar dengan sangat terpaksa digunakan untuk bekerja.

h.      Cita-cita yang tidak relevan (tidak sesuai dengan bahan pelajaran yang dipelajari).

2.      Faktor Sekolah

Faktor dari lingkungan sekolah yang dianggap dapat menimbulkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut:

a.       Pribadi guru yang kurang baik.

b.      Guru tidak berkualitas, baik dalam pengambilan metode yang digunakan ataupun dalam penguasaan mata pelajaran yang dipegangnya. Hal ini bisa terjadi karena keahlian yang dipegangnya kurang sesuai, sehingga kurang menguasai, atau kurang persiapan, sehingga cara menerangkan kurang jelas, sukar dimengerti oleh setiap anak didik.

c.       Hubungan guru dengan anak didik kurang harmonis. Hal ini bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh anak didik. Misalnya, guru bersikap kasar, suka marah, suka mengejek, tak pernah senyum, tak suka membantu anak, suka membentak, dan sebagainya.

d.      Guru-guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak. Hal ini biasanya terjadi pada guru yang masih muda yang belum berpengalaman, sehingga belum dapat mengukur kemampuan anak didik. Karenanya hanya sebagian kecil anak didik dapat berhasil dengan baik dalam belajar.

e.       Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha mendiagnosis kesulitan belajar anak didik.

f.       Cara guru mengajar yang kurang baik.

g.      Alat/media yang kurang memadai. Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum. Kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar.

h.      Perpustakaan sekolah kurang memadai dan kurang merangsang penggunaannya oleh anak didik.

3.      Faktor Keluarga

Ada beberapa faktor dalam keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar anak didik sebagai berikut.

a.       Kurangnya kelengkapan alat-alat belajar bagi anak di rumah, sehingga kebutuhan belajar yang diperlukan itu, tidak ada, maka kegiatan belajar anak pun terhenti untuk beberapa waktu.

b.      Kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua sehingga anak harus memikirkan bagaimana mencari uang untuk biaya sekolah hingga tamat.

c.       Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di rumah. Karena tidak mempunyai ruang belajar, maka anak belajar kemana-mana; bisa di ruang dapur, di ruang tamu, atau belajar di tempat tidur.

d.      Ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau tinggi yang membuat anak berlebih-lebihan.

e.       Kesehatan keluarga yang kurang baik. Orang tua yang sakit-sakitan, misalnya, membuat anak harus ikut memikirkannya dan merasa prihatin. Apalagi bila penyakit yang diderita orang tuanya adalah penyakit yang serius dan kronis.

f.       Perhatian orang tua yang tidak memadai. Anak merasa kecewa dan mungkin frustasi melihat orang tuanya yang tidak memperhatikannya. Hal ini biasanya disebabkan karena orang tua sibuk dalam bekerja.

4.      Faktor Masyarakat Sekitar

Dalam masyarakat, terpatri strata sosial yang merupakan penjelmaan dari suku, ras, agama, antar golongan, pendidikan, jabatan, status, dan sebagainya. Pergaulan yang terkadang kurang bersahabat sering memicu konflik sosial. Gosip bukanlah ucapan haram dalam pandang masyarakat tertentu. Keributan, pertengkaran, perkelahian, perampokan, pembunuhan, perjudian perilaku jahiliyah lainnya sudah menjadi santapan sehari-hari dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat seperti ini adalah lingkungan yang kurang bersahabat pada anak didik, karena anak didik tidak mungkin dapat belajar dengan tenang. Keributan lingkungan di sekitar berpotensi memecahkan konsentrasi anak didik dalam belajar. Akhirnya, anak didik pun tidak betah belajar, karena sulit membangkitkan daya konsentrasi.

Kesulitan belajar anak didik tidak hanya bersumber dari lingkungan masyarakat yang buruk, tetapi juga dapat bersumber dari media cetak dan media elektronik. Di antara bahan bacaan dan majalah atau Koran, ternyata bahan bahan bacaan berbau seks hadir melengkapi pentas bacaan masyarakat. Media elektronik seperti televise juga menampilkan iklan dan film yang memperlihatkan sebagaian tubuh yang telanjang.

YEL-YEL

DeKB adalah kondisi anak didik

Tak dapat belajar secara wajar

GKB adalah prestasi belajar yang rendah,

Sikap yang kurang wajar

PTKB adalah faktor anak didik, sekolah, keluarga dan masyarakat.

 

Keterangan:

DeKB = Definisi Kesulitan Belajar

GKB = Gejala Kesulitan Belajar

PTKB = Penyebab Terjadinya Kesulitan Belajar

 

Theme Song By: Mega Utami_Becak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah. Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "