Kamis, 17 April 2014

makalah pengembangan empati konselor



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Karena masih banyak saudara kita yang membutuhkan perhatian dan bantuan secara material dari kita sebagai orang yang lebih mampu. Maka kita wajib berempati terhadap mereka. Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. Tugas empati ini bertujuan agar kita semua dapat berempati terhadap sesama. Dalam kegiatan ini, saya beserta teman-teman melakukan kunjungan serta wawancara terhadap beberapa orang yang kurang mampu. Melalui mereka, saya dan teman- teman dapat belajar bahwa di sekitar kita masih banyak orang yang kekurangan dan membutuhkan uluran tangan dari kita semua. Dalam berempati kita mengalami berbagai masalah serta rintangan. Tapi itu membuat kita lebih dewasa untuk meihat secara nyata tentang penderitaan mereka. Makalah ini juga dilatarbelakangi kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Makalah ini menyadarkan akan pentingnya mereka serta mengajak semua orang mempedulikan mereka dan membuat kita lebih bersyukur

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1.      Apa pengertian empati ?
2.      Bagaimana melatih empati perasaan, pikiran, dan empati intelektual ?
C. TUJUAN
Dari perumusaan masalah diatas maka, makalah ini memiliki beberapa tujuan yakni :
1.      Untuk mengetahui pengertian empati.
2.       Untuk mengetahui cara melatih empati perasaan, pikiran, dan empati intelektual.







BAB II
PEMBAHASAN
A.KONSEP EMPATI
      Empati berasal dari bahasa Yunani yaitu Emphatia yang berarti gairah atau ketertarikan fisik yang mengacu pada kemampuan pikiran, emosi, niat dan ciri-ciri kepribadian dari orang lain dan memahami apa yang diinginkan.                
      Empati mencakup respon tersendiri terhadap perasaan orang lain, seperti rasa kasihan, kesedihan, rasa sakit. Empati memainkan peranan penting dalam berbagai bidang ilmu, kriminologi dari psikologi, fisiologi, pedagogi, filsafat, kedokteran dan psikiatri. Dalam empati terdapat rasa keterlibatan emosional seseorang dalam realitas yang mempengaruhi orang lain.
 Empati adalah mengerti dan dapat merasakan perasaan dan pikiran orang lain (klien). Empati ini akan lebih lengkap jika diiringi oleh pengertian dan penerimaan konselor tentang kondisi klien pada umumnya. Kuat-lemahnya empati itu tergantung pada saling pengertian dan penerimaan terhadap suasana pembicaraan/ penampilan klien. Suasana empati yang dalam dapat dirasakan baik oleh klien maupun konselor sendiri.

B. LATIHAN EMPATI PERASAAN, PIKIRAN, DAN EMPATI INTELEKTUAL
 Konselor harus mampu membawa perasaan dan mengungkapnya hingga ke bagian dalam klien agar si klien lebih terbuka dan dapat diterima sebagai konseli. Dengan begitu klien bisa secara baik mengungkapkan apa yang dia rasakan oleh klien. Latihan berempati melibatkan kemampuan memasuki dunia konseli melalui ungkapan-ungkapan empati yang sekiranya dapat menyentuh perasaan dan memperlihatkan pada konseli akan kepedulian kita pada mereka. Kemampuan melakukan empati akan membuat konseli bersikap terbuka. Dengan demikian, konseli akan bersedia mengungkapkan dunia dalam dirinya dengan cara yang jauh lebih baik. Dunia dalam diri ini dapat berbentuk isi pikiran, emosi, maupun pengalaman hidupnya yang tersembunyi; dan bahkan sisi kelam dalam dirinya. Apabila klien merasa bahwa konselor tidak ber-empati terhadap suasana perasaan dan pikiran klien maka klien akan merasa tidak nyaman, merasa tidak diperhatikan dan tidak diterima oleh konselor.
Ada dua langkah penting untuk memahami emosi klien melalui empati, Yaitu :   Pertama secara tepat merasakan dunia klien melalui perilakunya. Yang kedua adalah secara verbal konselor berbagi pengalaman dengan klien. Dan jika ingin tahu bagaimana tebakan tentang emosi klien itu benar dan jitu. Yaitu jika klien tersebut berkata “yah, itu yang saya maksud. Jadi dengan demikian untuk dapat memahami emosi klien, seorang konselor harus melewati empati. Termasuk di dalamnya empati dengan cara masuk langsung ke dunia klien melalui perilakunya. Seperti misalnya konselor melihat perilaku klien saat memberikan wawancara. Dengan demikian akan memudahkan konselor ikut dalam pikiran klien. Yang kedua adalah mengikuti alur yang dikatakan klien (verbal klien). Jika klien merasa sedih dan mimiknya juga sedih maka konselor juga harus demikian. Jangan sampai jika klien mengatakan atau menceritakan pengalamannya yang sedih, lalu konselor tersenyum atau tertawa. Hal ini tidak akan membuat klien nyaman.
 Di dalam empati, seorang konselor harus dapat merasakan apa yang dirasakan oleh klien. Untuk mencapai tujuan tersebut, latihan empati merupakan latihan terpenting untuk membina kepribadian konselor agar mampu berkomunikasi dengan klien dan dapat merasakan apa yang dirasakan klien. Konselor harus dapat merasakan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dialami klien.
 Untuk dapat merasakan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dialami klien, seorang konselor haruslah berusaha:
a.       Melihat kerangka rujukan dunia-dalam klien (internal frame of reference) atau kehidupan internal klien.
b.      Menempatkan diri ke dalam kerangka persepsi internal klien.
c.       Merasakan apa yang dirasakan klien.
d.      Berpikir bersama klien, bukan berpikir tentang atau untuk klien.
e.       Menjadi kaca emosional/cermin perasaan klien (emotional mirror).
 Keberhasilan empati adalah jika klien dapat memahami empati konselor, sehingga dia percaya diri untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalahnya.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
 Empati adalah mengerti dan dapat merasakan perasaan dan pikiran orang lain (klien). Empati ini akan lebih lengkap jika diiringi oleh pengertian dan penerimaan konselor tentang kondisi klien pada umumnya. Kuat-lemahnya empati itu tergantung pada saling pengertian dan penerimaan terhadap suasana pembicaraan/ penampilan klien. Suasana empati yang dalam dapat dirasakan baik oleh klien maupun konselor sendiri.
      Latihan berempati melibatkan kemampuan memasuki dunia konseli melalui ungkapan-ungkapan empati yang sekiranya dapat menyentuh perasaan dan memperlihatkan pada konseli akan kepedulian kita pada mereka. Kemampuan melakukan empati akan membuat konseli bersikap terbuka. Dengan demikian, konseli akan bersedia mengungkapkan dunia dalam dirinya dengan cara yang jauh lebih baik.
SARAN
 Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito. 2002. Psikologi sosial individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Eileen Rachman & Sylvina Savitri, 2009. Dalam Asah Empati.
Http:// www.experd .com/news- articles/ articles/55 . Tanggal Akses 12 Oktober 2012 Frieda Mangunsong, 2010. Dalam Menanam Empati Menumbuhkan Kecerdasan.
Http://www. carisuster.com /artikel/7- inspired- kids/51- Menanam empati tumbuhkan-kecerdasan. Tanggal Akses 13 Oktober 2012


 



0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "